Selasa, 27 November 2012

Resensi Film Petualangan Sherina


Detail Film :
1
Judul
:
Petualangan Sherina
2
Produksi
:
Miles Film
3
Tahun
:
2000
4
Genre
:
Drama
5
Sutradara
:
Riri Riza
6
Penulis Skenario
:
Jujur Prananto
7
Pemain
:
Sherina Munaf, Derby Romero, Didi Petet, Mathias Muchus


Petualangan Sherina adalah film musikal untuk semua umur. Skenario dibuat oleh Jujur Prananto dan sutradara oleh Riri Riza memberikan andil yang besar sehingga film ini menghibur dan menyentuh. Musik yang ditata Elfa Secioria sejak awal termasuk mengantarkan Sherina menjadi penyanyi cilik paling terkemuka lewat album Andai Aku Besar Nanti.

Film ini didukung sederet aktor-aktris terkemuka seperti Didi Petet, Mathias Muchus, Ratna Riantiarno, Butet Kertaradjasa dan yang lainnya.

Salah satu persiapan promosi adalah pencantuman nama Sherina dalam judul. Awalnya film ini berjudul Petualangan Vera dan Elmo. Penggantian dengan nama Sherina karena popularitas artis cilik Sherina Munaf memang sedang memuncak pada saat itu berkat album Andai Aku Besar Nanti.

Sherina adalah seorang gadis cilik yang cerdas, enerjik, berani, dan senang menyanyi. Dia selalu berusaha dalam mencapai keinginannya. Cerita film Petualangan Sherina ini diawali dengan adegan Sherina memanjat pohon untuk memberikan makan kepada anak burung yang ada di cabang pohon tersebut. Kemudian Sherina turun dan berceria bersama teman – teman yang menunggunya di bawah. Mereka benyanyi dan bergembira dalam perjalanan pulang sekolah. Di tengah jalan, mereka berpisah dan segera pulang ke rumah masing – masing.


Sesampainya di rumah, Sherina diberitahu bahwa akan ada kabar bagus dari ayah. Ternyata kabar tersebut adalah tentang diterimanya Pak Darmawan, ayah Sherina, di perkebunan sayur di Bandung Utara yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah ke Bandung dan membuat Sherina harus rela meninggalkan teman – temannya. 

Selama perjalanan dari Jakarta ke Bandung, ia selalu cemberut. Meskipun sempat tersenyum dan terpana melihat pemandangan di kanan dan kirinya, ia kembali menekuk wajah karena masih memiliki rasa berat meninggalkan Jakarta.

Cerita pun beralih ke seting sekolah baru Sherina. Disini digambarkan bahwa Sadam bersama kedua anteknya, Dudung dan Ican, menjahili Fariz dengan menempatkannya di atas lemari buku sampai bel masuk berbunyi dan datangnya Bu Guru. Bu Guru menyuruh Ican membantu Fariz turun dan bilang pada para siswa bahwa akan ada murid baru dari Jakarta. Ibu Guru pun menyilahkan Sherina masuk dan memperkenalkan diri. Saat itu, Sadam menjahilinya dengan memanggilnya “Monyet”.

Ketika istirahat, Sherina menanyakan kepada teman – temannya mengapa mereka tidak berani melawan Sadam. Mereka pun menjawabnya dengan mengatakan bahwa Sadam anaknya kasar sehingga tidak ada satu pun anak yang berani melawannya walaupun geng Sadam selalu menjahili mereka. Mendengar hal ini, Sherina menggalang teman – teman barunya itu untuk melawan Sadam. Sherina menantang Sadam meminta maaf karena mengatainya “Monyet”. Sadam tidak mau melakukan hal tersebut. Mereka pun saling meledek di tengah lapangan melalui nyanyian musikan sebuah lagu. 

Malamnya, Sherina curhat tentang Sadam kepada ibunya. Sherina menanyakan apakah kenakalan itu merupakan bawaan dari kecil. Kemudian ibunya menjawab dengan bijak bahwa setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci sehingga kenakalan bukanlah bawaan lahir. Kenakaln terjadi karena pengaruh lingkungan yang menyertainya. Untuk mengetahui alasan mengapa Sadam nakalnya bisa keterlaluan seperti itu, kita bukannya menjauhi, melainkan malah harus menjadikan anak yang nakal sebagai teman.

Esok harinya, Sherina kembai dijahili dengan Sadam yang menempelkan permen karet di kursi Sherina. Rok pramukanya menjadi lengket. Sherina pun kesal. Di saat yang sama, Ibu Guru mengumumkan bahwa akan ada libur selama tiga hari berturut – turut dan mewajibkan para siswanya untuk membuat karangan tentang pengalaman menarik selam liburan tersebut.

Ketika Sherina pulang sekolah, Pak Darmawan memberitahukan padanya bahwa untuk mengisi liburan, mereka diundang Pak Ardiwilaga untuk menginap di rumahnya. Mereka pun segera bergegas. Disana, setelah sempat melihat Natasha, mereka langsung bertemu keluarga Ardiwilaga dan akan berkenalan dengan anaknya yang dipanggil Yayang. Setelah dipanggil, ternyata Yayang adalah Sadam. Sherina pun tertawa melihat hal itu. 

Di lain waktu, Sadam menantang Sherina untuk dulu – duluan sampai ke Peneropongan Bintang Bosscha. Sherina pun menyanggupinya. Besoknya, Sherina menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dan membawa serta alat – alat kemping. Kebalikan dari Sherina, Sadam tidak membawa apa – apa kecuali botol air minum. Mereka pun melakukan perjalanan. Di tengah jalan, mereka terpisah. Sherina menyadarinya dan segera mencari Sadam. Tiba – tiba ia dikejutkan oleh hadirnya orang – orang yang ternyata menculik Sadam. Ia berhasil kabur dari kepungan para penculik tersebut. Namun, Sherina kembali lagi dan berusaha menolong Sadam dengan cara menyusup ke mobil dan rumah penculik tersebut. Di tengah malam, saat para penculik terlelap, ia berhasil membantu Sadam membebaskan diri. Mereka pun bersembunyi di Bosscha. 

Di lain tempat, di sebuah gedung perkantoran megah di Jakarta, Natasha datang ke tempat Kertarajasa dan memberitahukan bahwa Ibu Ardiwilaga telah meneleponnya untuk menyetujui tawarannya untuk menjua perkebunan Ardiwilaga karena dia butuh uang tiga milyar untuk menebus Sadam yang sedang diculik. Kertarajasa pun senang karena merasa sebentar lagi perkebunan Ardiwilaga akan jatuh ke tangannya dan keinginannya untuk membuat proyek real-estate akan segera terlaksana.
Kembali ke Bosscha, esok paginya, Sherina kabur mencari pertolongan. Dia pergi sendiri karena Sadam tidak kuat berlari akibat asmanya kambuh. Sherina pulang ke rumah Pak Ardiwilaga dengan cara menumpang truk sayur. Di saat yang sama, Pak Ardiwilaga hampir saja menandatangani surat penjualan tanah perkebunan yang diajukan Natasha. Pak Ardiwilaga sempat ragu untuk menandatanganinya karena ia masih berat untuk melepaskan tanah yang sudah menjadi warisan turun – temurun dari keluarganya.

Sherina pun sampai di saat yang tepat. Ia datang tepat ketika Pak Ariwilaga akan menandatangani surat itu. Sherina datang sambil membawa bukti – bukti berupa surat perjanjian antara Natasha dan Kertarajasa yang diambilnya di rumah komplotan penculik Sadam. Pak Ardiwilaga marah. Natasha pun digelandang polisi. Polisi juga menangkap Kertarajasa yang sedang mengadakan konferensi pers di kantornya. 

Kejadian ini membuat Sadam mau berdamai dengan Sherina dan meminta maaf atas perlakuannya yang suka jahil kepada teman – teman. 


1 komentar:

Unknown mengatakan...

salah satu film bersejarah, pas masih kecil Sinopsis dan Jalan Cerita Film

Posting Komentar