Selasa, 10 Desember 2013

Senin, 10 Juni 2013

Pentas Seni Musik se-Kabupaten Bogor





I. LATAR BELAKANG
              Berbicara mengenai musik tidak terlepas dari keselarasan, harmonisasi dan perasaan. Musik merupakan bahasa yang global dimana musik sebagai wujud menyampaikan perasaan, situasi dan keadaan yang digambarkan secara imajinatif dengan satu keselarasan dan perekat satu kesatuan dan kebersamaan, karena musik tidak memandang perbedaan. Dalam peningkatan dan kemampuan dan penguasaan tehnik dalam bermusik sudah barang tentu dibutuhkan suatu wadah atau event yang diharapkan mampu menampung dan mengembangkan bakat yang dimiliki oleh generasi muda sekaligus memacu kreativitas generasi muda kearah yang lebih positif dan bermanfaat.
              kegiatan ini diberi nama “Pentas Seni Musik se-Kabupaten Bogor“ ini mendapat hasil maksimal. Maka kami menawarkan kerjasama kepada semua pihak untuk melaksanakan kegiatan yang akan dikelola ini dapat menarik respon positif masyarakat di kota Bogor. Mudah – mudahan kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam membantu anak bangsa dikota Bogor untuk terlepas dan terhindar dari masalah modernisasi negatif serta dapat mewujudkan dirinya menjadi generasi berprestasi yang gemilang.


II. TUJUAN
 Adapun tujuan yang dimaksud adalah :
- Menumbuhkan semangat para kawula muda untuk berkarya dalam nada.
- Meminimalisir permasalahan dikalangan generasi muda kota Bogor khususnya pelajar.
- Mencari bakat-bakat di kota Bogor.


III. SASARAN
- Kelompok Band Pelajar.
- Generasi muda Pelajar.


IV. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan :
- Pada tanggal 9 Juni 2013.
- Jam 09-00 s/d selesai.
- Di gedung KNPI kota Bogor.


V. SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung : Arvan
Penanggung Jawab : Arif

Panitia Pelaksana :
Ketua Pelaksana : Rama
Sekretaris : Desi
Bendahara : Amel
Seksi-Seksi :
-Seksi kesekretariatan
Koordinator : Akbar
Anggota : Romy

-Seksi Acara
Koordinator : Ferry
Anggota : Ade

-Seksi Konsumsi
Koordinator : Agus
Anggota : Reky

-Seksi Humas : Dennis

-Seksi Transportasi : Irvan

-Seksi Perlengkapan
Koordinator : Ardy
Anggota : Aji

-Seksi Dokumentasi : Dimas


VI. ANGGARAN BIAYA
Rincian Hadiah
Juara 1 @ Rp. 2.500.000      
Juara 2 @ Rp. 2.000.000     
Juara 3 @ Rp. 1.500.000
Maka total keseluruhan hadiah juara 1,2, dan 3 dari ke enam lomba tersebut adalah sebesar Rp. 6.000.000
Rincian Dana Alat-Alat Perlengkapan
Spanduk                         =  Rp. 150.000
Panggung                       =  Rp. 32.000
Diesel                             =  Rp. 37.000
Meja 5                            =  Rp. 50.000
Sound system                 =  Rp. 250.000
Total: Rp. 519.000
Rincian dana Komsumsi
Air minum sebanyak 30 dus     = Rp.450.000
Snack ( kue )                            = Rp. 500.000 
Total:  Rp. 950.000
Jumlah keseluruhan dari anggaran pengeluaran Porseni yaitu = Rp. 7.469.000 ,-
b.) Rencana Pemasukan
Distro 347                                                                     = Rp. 500.000
Djarum super                                                                = Rp. 1.000.000
Teh Botol Sosro                                                            = Rp. 1.250.000
Total                                                                                = Rp. 2.750.000
c.) Rekapitulasi Anggaran 
a. Rencana Pengeluaran                                              = Rp. 7.469.000
b. Rencana Pemasukan                                               = Rp. 7.000.000


VII. PENUTUP
Besar harapan dan keinginan kami untuk dapat melaksanakan kegiatan ini. Bukan hanya bersifat momentum atau hanya sesaat. Tetapi untuk kesinambungan dan kelanjutan kegiatan atau event – event yang positif. Hal tersebut membutuhkan pemikiran dan kerja keras serta materi yang tidak sedikit sudah barang tentu kerjasama yang memiliki hubungan sinergis dengan kegiatan ini. Dalam usaha promosi dan pengembangan bakat serta menanamkan Brand Image yang dimaksud dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan semua pihak. Demikianlah proposal ini kami perbuat sebagai bahan pertimbangan kepada pihak yang berkompoten untuk bekerjasama dalam mensukseskan kegiatan ini.

                                                                     Hormat Kami :


                                           Panitia Pentas Seni Musik se-Kabupaten Bogor

Kamis, 18 April 2013

jenis - jenis majas

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis,macam-macam majas adalah :

 • Majas perbandingan

1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

1. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

1. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

1. Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

1. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
2. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
3. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
4. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
5. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)

1. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
2. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.

1. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.

1. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh : Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.

1. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
2. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.

1. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh : Indonesia bertanding volly melawan Thailand.

1. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh : Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?

1. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
2. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh : Perilakunya seperti ular yang menggeliat.

1. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
2. Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
3. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh : Kita bermain ke rumah Ina.

1. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
2. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh : Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas sindiran 
1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh : Suaramu merdu seperti kaset kusut.

1. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
2. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh : Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?

1. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
2. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

 • Majas penegasan
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh : Saya naik tangga ke atas.

1. Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
2. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
3. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
4. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
5. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
6. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
7. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
8. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
9. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
10. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
11. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
12. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
13. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
14. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
15. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
16. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
17. Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
18. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
19. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
20. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
21. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
22. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
23. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan
1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

rumah tante