Jumat, 30 September 2011

Kecepatan Dan Ketepatan


            Setiap orang pasti memiliki kecepatan dan ketepatan dalam berfikir yang berbeda-beda, kecepatan dapan didefinisikan sebagai lintasan yang bergerak setiap waktu dan ketepatan dapat didefinisikan sebagai ketelitian. Kedua kemampuan tersebut sangat diperlukan oleh semua orang, kini orang yang tidak cepat tanggap dan tidak teliti sudah pasti bisa tertinggal oleh mereka yang lebih cepat. Kecepatan sendiri terdiri menjadi beberapa jenis yaitu : kecepatan cahaya, kecepatan suara, kecepatan angin. Namun yang akan kita ulas adalah kecepatan berfikir.
            Ketika seorang pelajar lulus dari sekolah menengah umum (SMA) mereka mempunyai 2 pilihan yaitu kuliah atau bekerja. Namun disini kita tidak akan membicarakan keduanya, dapat diambil contoh ketika akan memasuki universitas ataupun bekerja, mereka pasti akan menghadapi yang namanya psikotes. Di ujian psikotes ini mereka dituntut untuk mengerjakan soal secepat dan setepat mungkin.
            Sekarang dengan mudah dijumpai sekolah bertaraf internasional, yang mewajibkan muridnya menggunakan laptop untuk kegiatan belajar. Dengan pembekalan sejak usia dini, seorang akan terlatih untuk lebih teliti, ketika mereka disuruh browhsing oleh gurunya, mereka tidak boleh salah mengetik 1 digit angka pun karena salah sedikit pun maka output yang dihasilkan pun akan berbeda. Dan kecepatan tanpa dibarengi ketepatan ibarat raja yang sedang menutup matanya, maka sesuatu yg dihasilkan tanpa adanya perhitungan yang detil hasilnya pun tidak akan memuaskan. Tidak banyak berguna bila seseorang berpikir sebatas ucapan. Dengan segera bertindak maka apa yang kita pikirkan akan segera menghasilkan perubahan dan keuntungan. Kecepatan dan ketepatan dalam berpikir dan bertindak akan menjadi kekuatan yang mampu menghasilkan keberhasilan.  Ketepatan sangat menentukan jawaban dari pertanyaan semua orang dalam hidupnya, seseorang tdaklah mungkin memikirkan sesuatu yang direncanakan untuk masa depannya tanpa difikirkan baik dan buruknya. Namun apabila hanya mementingkan kecepatan saja, tidak memikirkan besok seperti apa dan bagaimana. Maka orang tersebut tidaklah dikatakan sukses. Karena orang yang cerdas itu selalu menganalisis suatu peluang. Mereka selalu mempertimbangkan peluang sekecil apapun yang menghampiri kehidupannya.
               

Mereka yang malas bekerja


Semua manusia yang lahir didunia ini tidaklah sempurna, secara fisik ada yang sempurna tapi orang lain tidak ada yang tahu tentang kekurangan orang tersebut. Sering kita jumpai di beberapa tempat bahkan di kota besar seperti jakarta orang memiliki keterbatasan fisik baik yang sudah bawaan lahir maupun memang dibuat-buat. Mereka sudah tidak malu lagi untuk meminta belas kasihan dari para pengguna jalan, padahal secara fisik mereka masih sanggup berpindah-pindah tempat seorang diri tetapi karena mereka pesimis dan merasa tidak sanggup untuk bekerja yang lebih baik dari itu.
Alasan utama yang membuat mereka memilih pekerjaan menjadi pengemis adalah karena penghasilannya yg cukup besar, penghasilan pengemis di jakarta berkisar antara Rp 1,5 jt sampai Rp 3,5 jt  perbulan atau berkisar Rp 40.000 sampai Rp 115.000 per hari. Jumlah pengemis di Jakarta  menurut Dinas Sosial DKI Jakarta, mencapai 17.000 orang yang tersebar di 72 titik, terutama di Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Dengan menggunakan penghasilan minimum, maka diperkirakan jumlah uang yang diberikan kepada pengemis setiap harinya di Jakarta mencapai Rp. 680 juta atau sekitar Rp. 20 milyar per bulan.
Bahkan yang lebih miris lagi adalah ketika akan datangnya hari raya idul fitri, seperti sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari, mereka datang dari berbagai daerah di pulau jawa dengan menaiki truk, dan bahkan ada yang menyewakan bayinya supaya pengguna jalan lebih merasa kasihan ketika melihat bayi yang tidak tahu apa-apa tersebut.
Akhir-akhir ini sedang digencarkan aturan yang melarang pengguna jalan untuk memberi uang kepada pengemis, namun pengemis yang bandel tetap saja melakukan aktivitasnya seperti biasa meskipun telah mengetahui peraturan tersebut. Maklum saja para pengguna jalan masih saja memberi mereka uang, terkadang pengguna jalan pun bingung harus memilih yang mana. Mereka sadar akan peraturan tersebut, dilain sisi mereka pun sifat dermawannya yang mendorong mereka untuk memberi pengemis uang.