Kita tentu masih ingat dengan kapal layar KRI Dewaruci yang legendaris dimana telah mengililingi dunia dan mengharumkan nama Indonesia. Kapal layar terbesar milik TNI Angkatan Laut yang berbasis di Surabaya tersebut akan turut mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia di beberapa negara yang disinggahinya.
KRI Dewaruci akan melakukan misi pelayaran yang terakhir dalam "Kartika Jala Krida" (KJK). Muhibah kapal layar KRI Dewaruci direncanakan berangkat dari Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya pada 14 Januari 2012 dan tiba kembali di Surabaya pada 16 Oktober 2012.
Pelayaran kebangsaan kali ini merupakan momentum yang sangat penting dalam sejarah pengabdian KRI Dewaruci, mengingat setelah pelayaran ini kapal legendaris tersebut tidak akan berlayar lagi ke luar negeri karena selanjutnya digantikan oleh kapal baru dengan jenis dan tipe yang sama. KRI Dewaruci akan berlayar mengarungi Samudera Pacific melalui rute Surabaya ke Jayapura kemudian menuju Honolulu Amerika Serikat dan singgah di 21 negara dengan waktu sekitar 276 hari atau 10 bulan perjalanan pulang pergi.
KRI Dewaruci akan melakukan misi pelayaran yang terakhir dalam "Kartika Jala Krida" (KJK). Muhibah kapal layar KRI Dewaruci direncanakan berangkat dari Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya pada 14 Januari 2012 dan tiba kembali di Surabaya pada 16 Oktober 2012.
Pelayaran kebangsaan kali ini merupakan momentum yang sangat penting dalam sejarah pengabdian KRI Dewaruci, mengingat setelah pelayaran ini kapal legendaris tersebut tidak akan berlayar lagi ke luar negeri karena selanjutnya digantikan oleh kapal baru dengan jenis dan tipe yang sama. KRI Dewaruci akan berlayar mengarungi Samudera Pacific melalui rute Surabaya ke Jayapura kemudian menuju Honolulu Amerika Serikat dan singgah di 21 negara dengan waktu sekitar 276 hari atau 10 bulan perjalanan pulang pergi.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ade Supandi SE, seperti dilansir Kominfo.jatimprov.go.id, pada Senin (2/1), mengutarakan bahwa KRI Dewaruci akan bergandengan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di beberapa negara yang akan disinggahinya. Potensi KRI Dewaruci untuk mempromosikan pariwisata nasional tidak diragukan lagi, hal itu bisa dilihat dari antusiasme masyarakat internasional yang menyambut setiap kedatangan kapal latih legendaris tersebut untuk menyaksikan pertunjukan seni budaya Indonesia yang ditampilkan awak kapal dan Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL).
KRI Dewaruci adalah kapal latih taruna (kadet) dari TNI Angkatan Laut yang berpangkalan di Surabaya. Nama kapalnya sendiri diambil dari nama dewa dari kisah pewayangan Jawa, yaitu "Dewa Ruci". Kapal ini bertipe Barquentin dengan panjang total 58,30m, lebar lambung 9,50m, draft 4,50m, dan bobot mati 847 ton. Tiang layar utamanya berjumlah 3 buah dengan nama Bima, Yudhistira dan Arjuna, ditambah 16 buah layar tambahan. Luas total kapalnya adalah 1091 m2. Kecepatan penuh laju kapal ini jika dipadu layar bisa mencapai 17 knot per jam dan dengan mesin disel adalah 11-12 knot per jam.
KRI Dewaruci dibuat tahun 1952 oleh H.C. Stulchen dan Sohn Hamburg, Jerman Barat. Baru diresmikan penyelesaiannya pada 24 Januari 1953. Kapal ini merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi. Pada Juli 1953 kapal ini dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI.
Sejak pertama kali didatangkan ke Indonesia, KRI Dewaruci sering ditugaskan sebagai kapal latih yang melayari Nusantara dan berbagai belahan dunia dengan tujuan sebagai latihan pelayaran bintang atau disebut “Kartika Jala Krida”. Paling tidak sudah 36 misi pelayaran latih dan navigasi astronomi dilakoni KRI Dewaruci. Pelayaran rutin rutin tersebut diawaki para kadet Akademi Angkatan Laut (AAL). Tujuannya tidak hanya untuk pengenalan matra laut bagi para kadet tetapi juga mengusung misi pengenalan budaya dan pariwisata Indonesia. KRI Dewaruci juga sering mengikuti lomba kapal layar di berbagai tempat di dunia.
Sumber : TKP
0 komentar:
Posting Komentar