Selasa, 27 November 2012

Resensi Film Petualangan Sherina


Detail Film :
1
Judul
:
Petualangan Sherina
2
Produksi
:
Miles Film
3
Tahun
:
2000
4
Genre
:
Drama
5
Sutradara
:
Riri Riza
6
Penulis Skenario
:
Jujur Prananto
7
Pemain
:
Sherina Munaf, Derby Romero, Didi Petet, Mathias Muchus


Petualangan Sherina adalah film musikal untuk semua umur. Skenario dibuat oleh Jujur Prananto dan sutradara oleh Riri Riza memberikan andil yang besar sehingga film ini menghibur dan menyentuh. Musik yang ditata Elfa Secioria sejak awal termasuk mengantarkan Sherina menjadi penyanyi cilik paling terkemuka lewat album Andai Aku Besar Nanti.

Film ini didukung sederet aktor-aktris terkemuka seperti Didi Petet, Mathias Muchus, Ratna Riantiarno, Butet Kertaradjasa dan yang lainnya.

Salah satu persiapan promosi adalah pencantuman nama Sherina dalam judul. Awalnya film ini berjudul Petualangan Vera dan Elmo. Penggantian dengan nama Sherina karena popularitas artis cilik Sherina Munaf memang sedang memuncak pada saat itu berkat album Andai Aku Besar Nanti.

Sherina adalah seorang gadis cilik yang cerdas, enerjik, berani, dan senang menyanyi. Dia selalu berusaha dalam mencapai keinginannya. Cerita film Petualangan Sherina ini diawali dengan adegan Sherina memanjat pohon untuk memberikan makan kepada anak burung yang ada di cabang pohon tersebut. Kemudian Sherina turun dan berceria bersama teman – teman yang menunggunya di bawah. Mereka benyanyi dan bergembira dalam perjalanan pulang sekolah. Di tengah jalan, mereka berpisah dan segera pulang ke rumah masing – masing.


Sesampainya di rumah, Sherina diberitahu bahwa akan ada kabar bagus dari ayah. Ternyata kabar tersebut adalah tentang diterimanya Pak Darmawan, ayah Sherina, di perkebunan sayur di Bandung Utara yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah ke Bandung dan membuat Sherina harus rela meninggalkan teman – temannya. 

Selama perjalanan dari Jakarta ke Bandung, ia selalu cemberut. Meskipun sempat tersenyum dan terpana melihat pemandangan di kanan dan kirinya, ia kembali menekuk wajah karena masih memiliki rasa berat meninggalkan Jakarta.

Cerita pun beralih ke seting sekolah baru Sherina. Disini digambarkan bahwa Sadam bersama kedua anteknya, Dudung dan Ican, menjahili Fariz dengan menempatkannya di atas lemari buku sampai bel masuk berbunyi dan datangnya Bu Guru. Bu Guru menyuruh Ican membantu Fariz turun dan bilang pada para siswa bahwa akan ada murid baru dari Jakarta. Ibu Guru pun menyilahkan Sherina masuk dan memperkenalkan diri. Saat itu, Sadam menjahilinya dengan memanggilnya “Monyet”.

Ketika istirahat, Sherina menanyakan kepada teman – temannya mengapa mereka tidak berani melawan Sadam. Mereka pun menjawabnya dengan mengatakan bahwa Sadam anaknya kasar sehingga tidak ada satu pun anak yang berani melawannya walaupun geng Sadam selalu menjahili mereka. Mendengar hal ini, Sherina menggalang teman – teman barunya itu untuk melawan Sadam. Sherina menantang Sadam meminta maaf karena mengatainya “Monyet”. Sadam tidak mau melakukan hal tersebut. Mereka pun saling meledek di tengah lapangan melalui nyanyian musikan sebuah lagu. 

Malamnya, Sherina curhat tentang Sadam kepada ibunya. Sherina menanyakan apakah kenakalan itu merupakan bawaan dari kecil. Kemudian ibunya menjawab dengan bijak bahwa setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci sehingga kenakalan bukanlah bawaan lahir. Kenakaln terjadi karena pengaruh lingkungan yang menyertainya. Untuk mengetahui alasan mengapa Sadam nakalnya bisa keterlaluan seperti itu, kita bukannya menjauhi, melainkan malah harus menjadikan anak yang nakal sebagai teman.

Esok harinya, Sherina kembai dijahili dengan Sadam yang menempelkan permen karet di kursi Sherina. Rok pramukanya menjadi lengket. Sherina pun kesal. Di saat yang sama, Ibu Guru mengumumkan bahwa akan ada libur selama tiga hari berturut – turut dan mewajibkan para siswanya untuk membuat karangan tentang pengalaman menarik selam liburan tersebut.

Ketika Sherina pulang sekolah, Pak Darmawan memberitahukan padanya bahwa untuk mengisi liburan, mereka diundang Pak Ardiwilaga untuk menginap di rumahnya. Mereka pun segera bergegas. Disana, setelah sempat melihat Natasha, mereka langsung bertemu keluarga Ardiwilaga dan akan berkenalan dengan anaknya yang dipanggil Yayang. Setelah dipanggil, ternyata Yayang adalah Sadam. Sherina pun tertawa melihat hal itu. 

Di lain waktu, Sadam menantang Sherina untuk dulu – duluan sampai ke Peneropongan Bintang Bosscha. Sherina pun menyanggupinya. Besoknya, Sherina menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dan membawa serta alat – alat kemping. Kebalikan dari Sherina, Sadam tidak membawa apa – apa kecuali botol air minum. Mereka pun melakukan perjalanan. Di tengah jalan, mereka terpisah. Sherina menyadarinya dan segera mencari Sadam. Tiba – tiba ia dikejutkan oleh hadirnya orang – orang yang ternyata menculik Sadam. Ia berhasil kabur dari kepungan para penculik tersebut. Namun, Sherina kembali lagi dan berusaha menolong Sadam dengan cara menyusup ke mobil dan rumah penculik tersebut. Di tengah malam, saat para penculik terlelap, ia berhasil membantu Sadam membebaskan diri. Mereka pun bersembunyi di Bosscha. 

Di lain tempat, di sebuah gedung perkantoran megah di Jakarta, Natasha datang ke tempat Kertarajasa dan memberitahukan bahwa Ibu Ardiwilaga telah meneleponnya untuk menyetujui tawarannya untuk menjua perkebunan Ardiwilaga karena dia butuh uang tiga milyar untuk menebus Sadam yang sedang diculik. Kertarajasa pun senang karena merasa sebentar lagi perkebunan Ardiwilaga akan jatuh ke tangannya dan keinginannya untuk membuat proyek real-estate akan segera terlaksana.
Kembali ke Bosscha, esok paginya, Sherina kabur mencari pertolongan. Dia pergi sendiri karena Sadam tidak kuat berlari akibat asmanya kambuh. Sherina pulang ke rumah Pak Ardiwilaga dengan cara menumpang truk sayur. Di saat yang sama, Pak Ardiwilaga hampir saja menandatangani surat penjualan tanah perkebunan yang diajukan Natasha. Pak Ardiwilaga sempat ragu untuk menandatanganinya karena ia masih berat untuk melepaskan tanah yang sudah menjadi warisan turun – temurun dari keluarganya.

Sherina pun sampai di saat yang tepat. Ia datang tepat ketika Pak Ariwilaga akan menandatangani surat itu. Sherina datang sambil membawa bukti – bukti berupa surat perjanjian antara Natasha dan Kertarajasa yang diambilnya di rumah komplotan penculik Sadam. Pak Ardiwilaga marah. Natasha pun digelandang polisi. Polisi juga menangkap Kertarajasa yang sedang mengadakan konferensi pers di kantornya. 

Kejadian ini membuat Sadam mau berdamai dengan Sherina dan meminta maaf atas perlakuannya yang suka jahil kepada teman – teman. 


Resensi Film “FAST & FURIOUS 5″


Fast & Furiousfranchise film balap mobil liar paling tersohor dalam dekade ini kembali lagi. Kali ini melalui installment ke-5, berjudul Fast & Furious 5: Rio Heist atau cukup disingkat Fast Five, yang akan membawa kita menyusuri jalanan kota Rio de Janiero, Brazil. Dari film pertama The Fast and the Furious (2001) yang dibesut oleh sutradara Rob Cohen, hingga sekuel terbaru, franchise film ini perlahan telah berkembang menjadi film perampokan dengan kecepatan tinggi yang dibalut aksi-aksi adrenalin tinggi penuh ledakan dan berondongan peluru. Beruntung Justin Lin tetap duduk sebagai director di film ke-5 ini. Ramuannya terbukti membawa angin segar pada franchise ini, berbeda dengan film ke-2 yang disutradarai oleh John Singleton yang menurut saya paling melempem dibanding film-film lainnya.

"You're a long way from home. This is Brazil." ~Dominic Toretto

Film ini dibuka dengan adegan lanjutan dari ending film ke-4. Terkisah Dominic Toretto / aka Dom (Vin Diesel) -yang terguncang akibat insiden yang dikisahkan merenggut nyawa pacarnya Letty (Michelle Rodriguez)- divonis penjara setelah menjadi buron FBI cukup lama. Dalam perjalanannya bersama tahanan lainnya menuju penjara, bus yang membawanya mengalami kecelakaan fatal setelah berhasil disabotase oleh orang-orang terdekat Dom yang tidak puas dengan vonis hakim, yaitu Brian O'conner (Paul Walker), mantan polisi & FBI yang juga teman Dom bersama kekasih sekaligus adik kandung Dom, Mia Toretto (Jordana Brewster). Karenanya mereka bertiga menjadi buronan paling dicari FBI. Dom yang dikabarkan berhasil kabur, melarikan diri ke Ekuador berpisah dengan O'conner dan Mia yang memilih lari ke kota Rio, Brazil.

Sesampainya di Rio, mereka bertemu Vince (Matt Schulze), sahabat satu kru Dom yang pernah muncul di film pertama. Disinilah awal konflik bermula. Vince meyakinkan O'conner dan Mia untuk turut serta dalam sebuah misi perampokan mobil yang akan dipimpin olehnya. Sebuah misi perampokan mobil sitaan yang akan terjadi diatas kereta yang berjalan. Perkenalkanlah orang yang menghendaki misi tersebut yaitu, Hernan Reyes (Joaquim de Almeida), seorang konglomerat korup terkaya di Rio de Janiero. Vince mengiming-imingi bahwa misi ini akan berjalan mudah dan Reyes menawarkan imbalan yang besar. Mereka setuju dan misi tersebut pun berjalan. Di misi itu pula mereka kembali dipertemukan dengan Dom yang telah berada di Rio dan ikut turut serta didalamnya. Singkat kata misi tersebut tidak berjalan sesuai rencana awal, walaupun mobil GT40 yang dimaksud berhasil dibawa Mia setelah mendapat aba-aba dari Dom. Bahkan 3 agen Amerika yang bertugas mengamankan mobil sitaan tersebut dibunuh oleh Zizi (Michael Irby), orang kepercayaan Reyes, sedangkan Vince entah menghilang kemana. Mengetahui mobil yang diincar tidak didapatkan serta interogasi tak membuahkan hasil, Reyes kemudian menyekap Dom dan O'conner disebuah gudang dan mengancam akan menemukan Mia. Berselang Reyes pergi, Dom dan O'conner berhasil melarikan diri dari tempat tersebut setelah melewati perlawanan dan kembali ke tempat persembunyian di Favela Rio (sebutan untuk pemukiman padat penduduk disana) untuk berkumpul dengan Mia.

Di sisi lain selidik punya selidik ternyata Reyes bukan mengincar mobilnya, namun chip yang berada didalamnya. Mengetahui tawanannya kabur, Reyes memerintahkan untuk memburu Dom dan kawan-kawannya. Sementara itu disisi lain kota, agen DSS (Diplomatic Security Service) yaitu Luke Hobbs (Dwayne Johnson) -yang ditugaskan FBI untuk memburu Dom, O'conner, dan Mia- baru saja mendarat di Rio, bersama timnya dan ditemani petugas polisi lokal Elena Neves (Elza Pataky), Hobbs siap menangkap para buronan tersebut. Disinilah dimulai aksi-aksi seru pengejaran terhadap Dom dan yang lainnya. Di lain sisi Dom yang merasa diatas angin karena memegang chip berisi data-data lokasi deposit uang Reyes, membuat rencana untuk menyerang balik Reyes, mengambil uangnya dan lalu menghilang untuk memulai kehidupan baru. Untuk menjalankan rencana tersebut, Dom membutuhkan sebuah tim yang solid, karenanya dia dan O'conner memanggil teman-teman lamanya, para kawannya yang muncul di seri Fast & Furious terdahulu. Akankah Dom berhasil dengan rencananya? Atau malah salah satu antara Reyes dan Hobbs lebih dulu menciduk Dom dan kawan-kawannya?

Tak diragukan lagi, dengan film ini kembali membuktikan bahwa tidak salah menunjuk seorang Justin Lin untuk menyutradarai franchise film balapan liar ini, bahkan kabarnya ia pun tetap menduduki kursi sutradara untuk film ke-6 yang rencananya akan tayang 2013. Fast & Furious 5: Rio Heist / aka Fast Fiveini bisa dibilang film yang 'komplit'. Komplit baik dari segi action maupun jajaran pemainnya. Betapa tidak, dengan budget sebesar $125,000,000 dihabiskan untuk membuat film ke-5 ini penuh dengan aksi yang lebih heboh ketimbang seri-seri sebelumnya, plus kembalinya cast film terdahulu seperti si botak yang bawel Roman Pearce (Tyrese Gibson), mekanik serta host balap nyentrik Tej Parker (Ludacris), si seksi eks-militer Gisele Harabo (Gal Gadot) serta beberapa cast baru, Dwayne 'The Rock' Johnson dan si cantik Elza Pataky.

Dari segi cerita, film ke-5 ini terasa lebih serius dan 'dewasa'. Porsi balapan liarnya lebih sebagai pelengkap cerita dari kisah perampokannya, berbeda dengan 3 film sebelumnya, namun justru disinilah nikmatnya film ini. Terima kasih kepada Chris Morgan yang bertanggung jawab dalam penulisan cerita sejak The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006) dan juga sutradara yang mampu merangkai tema baru tersebut dengan cantik. Alur cerita didalamnya mengalir cepat. Dari awal pembukaan film kita telah disuguhkan rentetan aksi-aksi seperti, adegan perampokan mobil di kereta, kejar-kejaran di sela atap-atap pemukiman di Rio, sampai aksi kejar-kejaran dengan lusinan polisi di penghujung film, yang ditempatkan secara pas hingga akhir film namun terjaga ritmenya dan tidak berlebihan dari segi durasi. Dialog-dialognya yang ada tidak bertele-tele dan terkadang diselingi jokes yang cukup membuat tersenyum. Untuk akting para pemainnya tidak ada yang spesial, namun dari sejak film pertama saya tetap salut dengan Vin Diesel yang sangat 'masuk' dengan karakter yang dimainkan, maskulin, gahar, cuek, pas jadi 'ikon' franchise ini apabila dibandingkan dengan Paul Walker. Absennya Vin di film ke-2 serasa menghilangkan separuh nyawa di film tersebut. Lalu apa kabar dengan para pemain baru? Dari segi akting Dwayne Johnson masih agak kaku, juga dalam dialognya. Malahan dibeberapa scene masih terbawa karakter juga gesture dari 'The Rock' didunia gulatnya. Walaupun pada kenyataannya di film ini ia pun harus bergulat dengan Vin Diesel, dan adegan adu jotos antara dua orang bertubuh kekar ini juga yang memang cukup dinanti. Sedangkan Elza Pataky, muncul di film ini hanya sebagai pemanis yang ditunggu untuk dinikmati keelokannya. Karena pun kehadirannya sebagai penterjemah bagi Hobbs terlihat tidak terlalu berguna.

Dari sinematografi dan departemen teknik, di film ini tampaknya mengurangi penggunaan CGI apalagi untuk scene-scene andalan seperti kejar-kejaran deposit / brankas dengan polisi di akhir film yang walaupun terlihat tidak mungkin dalam dunia real, tapi nyatanya dengan bantuan stunt dan professionalmemang begitu adanya. Lain dengan film ke-4 yang justru kelihatan seperti cartoon dan un-real dengan bantuan animasi di scene-scene pamungkas. Walaupun dalam segi pengambilan gambarnya tidak ada yang baru dibanding seri terdahulu maupun film action lainnya namun tetap dapat membingkai keseluruhan aksi dengan baik. Dari segi tata suara Brian Tyler sang composer, yang tetap setia mengisi departemen musik sejak franchise film ini berada ditangan Justin Lin, mampu menghadirkan scoring yang tetap 'nendang' dengan feel action-nya seperti film-film sebelumnya. Apalagi scoring yang disajikan pada momen-momenchasing scene sudah cukup membuat gereget adrenalin bertambah.

Ya, sekali lagi terima kasih kepada Justin Lin yang telah membawa penyegaran pada franchise Fast & Furious ini, dan ternyata berhasil dan hasilnya keren. Saya sungguh menikmati adegan per adegan yang ia sajikan. Walaupun jika diperhatikan, sebetulnya terdapat beberapa ketidakkontinuitas di beberapa scenedalam film yang bagi saya cukup membuat heran, seperti contohnya luka-luka pasca fighting scene Dom dan Hobbs yang menghilang begitu saja pada adegan dimana Dom dan kawan-kawan ditangkap, atau hasilscanner tangan kiri Reyes yang dipakai untuk sandi tangan kanan deposit miliknya. Dibalik semua ituoverall film Fast & Furious 5: Rio Heist / aka Fast Five ini sangat entertaining, bisa dibilang seri kali ini (sampai saat ini) merupakan seri terbaik diantara film-film terdahulu, dan saya tidak sabar untuk menunggu kisah Dom dan O'conner selanjutnya. Oh ya juga jangan lewatkan ending credits film ini yang akan menjadi gambaran di cerita film selanjutnya.

Minggu, 11 November 2012

Bahasa Indonesia Berasal Dari Serapan Bahasa Arab

31 Oktober 2012
SEJARAH bangsa kita mencatat, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, kemudian disisipi oleh beberapa kosa kata dari berbagai bahasa daerah di tanah air. Dan populer sejak era pergerakan bangsa pribumi dalam menentang kolonial Belanda pada awal abad 20. Menurut Sejarawan, bahasa Indonesia sebenarnya sudah ada sejak 660 tahun yang lalu, tepatnya pada masa kejayaan Majapahit.

Maha Patih Gajah Mada, pada tahun 1350-an melakukan politik “tata bahasa”. Yaitu sejak Orang Pasai dibebaskan dari status mereka sebagai tawanan. Karena mereka dianggap berjasa dalam membangun tata kota, maka Gajah Mada memberikan tempat tinggal di Troloyo di kota Trowulan Ibukota Majapahit saat itu.

Namun keberadaan mereka di jantung pemerintahan, kurang disukai oleh kaum Resi. Karena Orang Pasai pandai berbahasa Sansekerta, dan membuat banyak pembesar Majapahit menjadi tertarik untuk mempelajari Islam. Sehingga perlu dibuat aturan baru, untuk membedakan strata sosial saat itu.

Dalam melaksanakan aspirasi kaum Resi, Gajah Mada memerintahkan kepada kaum pedagang muslim untuk menyusun bahasa Melayu Baru, yaitu bahasa Melayu yang menghilangkan unsur kosa kata bahasa Sansekerta (keling), dan menggunakan serapan kosa kata dari bahasa Arab yang saat itu digunakan sebagai bahasa pergaulan di kota-kota pelabuhan.

Untuk menuliskan surat berbahasa Melayu Baru itu, orang-orang Islam menggunakan aksara Arab yang dimodifikasi dengan bahasa Melayu. Yaitu dengan membuat huruf-huruf Arab baru yang sama sekali tidak dikenal oleh bangsa Arab itu sendiri (Jawi Scrip).

Gajah Mada membatasi penggunaan bahasa Keling, khusus hanya untuk para Resi dan para Santri Hindu saja yang boleh memakainya. Para prajurit, para Mpu dan pembesar Majapahit di pusat kekuasaan, justru lebih menyukai menggunakan bahasa Jawa abad pertengahan (bahasa Kawi). Orang-orang dari luar Pulau Jawa, Madura & Bali, harus menggunakan bahasa Melayu Baru bila mereka bertransaksi dengan orang lain dari luar daerahnya.

Bahasa Melayu Baru dan aksara Jawi dikenal sebagai bahasa kaum pedagang. Orang-orang Arab asli menyebut para pribumi Nusantara yang sering berbahasa Melayu Baru dan menulis surat dengan huruf Arab-Jawi, sebagai Orang Jawi (penduduk Nusantara), tak peduli dari daerah mana pun mereka berasal. Misalnya: Hassan al Bantani al Jawi, artinya: Hassan dari kota Banten dari negeri Nusantara.

Dengan adanya politik “tata bahasa” yang diatur oleh Gajah Mada, otomatis bahasa sehari-hari yang paling banyak digunakan di seluruh pelabuhan imperium Nusantara era Majapahit dan seterusnya, adalah bahasa Melayu Baru. Tanpa disengaja, bahasa Melayu yang bercampur dengan kosa kata bahasa Arab ini, ternyata memudahkan para da’i penyiar agama Islam dalam menyebarkan risalah mereka kepada penduduk Nusantara di kemudian hari.

Bukti-bukti Bahasa Indonesia berasal dari Serapan Kosa Kata Bahasa Arab

Mari kita perhatikan kalimat berikut ini: Pada hari Senin, ayah menghadiri musyawarah masyarakat di kantor Kelurahan. Dalam acara itu, dibahas tentang masalah nasib rakyat miskin. Namun belum sempat Pak Lurah mengakhiri kalimatnya, tiba-tiba ada seekor anjing gila yang mengamuk. Maka para hadirin berlarian kalangkabut meninggalkan ruangan Dewan Kelurahan.

Dari kalimat diatas, ada banyak kosa kata yang berasal dari serapan bahasa Arab, yaitu:

Senin asal kata Isnin (artinya hari kedua), ayah asal kata abuya (orang tua yang laki-laki), hadir asal kata hadir (ada ditempat), musyawarah asal kata musyawaroh (membahas masalah), masyarakat asal kata masyarakat (orang-orang yang mematuhi hasil musyawarah), dalam asal kata al alam (berada di), masalah asal kata masalah (perihal), nasib asal kata nasib, rakyat asal kata ra’yat (orang yang taat kepada pemimpin), miskin asal kata miskin (orang susah), akhir asal kata akhir, kalimat asal kata kalimat (susunan kata), hadirin asal kata hadirin (orang yang ada di tempat), kalangkabut asal kata al ankabut (berhamburan seperti laba-laba yang koyak sarangnya), dewan asal kata diwan (kumpulan orang yang membahas kitab).

Mari kita perhatikan lagi kalimat berikut ini: Pak Sabur duduk di kursi majelis hakim untuk membacakan surat amar putusan sidang. Dengan sabar, dia menyiasati intrik orang-orang serakah itu.

Ada pun kosa kata yang berasal dari serapan bahasa Arab, yaitu: Kursi asal kata Kursy (tempat duduk), majelis asal kata majlish (tempat sidang), hakim asal kata hakam atau hakim (orang yang menegakan hukum), surat asal kata surat (kalimat yang ditulis), amar asal kata amr (perintah), sabar asal kata sabar, siasat asal kata syiasat (strategi), serakah asal kata syurakah (nama tokoh dari Arab - bersifat tamak).

Tak banyak orang yang menyadari bila mayoritas kosa kata dalam bahasa Indonesia juga bahasa Melayu berasal dari serapan bahasa Arab. Itulah sebabnya, kenapa umat Kristen di Indonesia menyebut Tuhan dengan sebutan Allah.

Kamis, 01 November 2012

kawah putih

http://wiranurmansyah.com/wp-content/uploads/2011/08/DSC_2584.jpgPada saat mendapat tanggal merah untuk liburan,saya dan beberapa teman dikelas mengunjungi tempat wisata yang terkenal di daerah bandung,jawa barat yaitu kawah putih ini merupakan wisata alam yang sangat menarikyang menarik dari kawah putih adalah warna airnya yang berubah-ubah.Terkadang berwarna putih seperti susu,terkadang hijau pucat seperti telur asin,bahkan terkadang kebiruan meskipun terlihat tandus suhu disini cukup dingin.






Berbicara tentang kawah, Indonesia yang notabene kawasan Pacific Ring of Fire,tentu memiliki kawah aktif terbanyak di dunia.Dengan fakta ini,seharusnya bisa menjadi bahan kampanye pariwisata yang bagus.Apalagi turis-turis petualang mancanegara yang belum tentu mempunyai kawah seindah Indonesia di negaranya.
Akses menuju kawah putih sangat mudah,hanya sekitar dua jam dari sisi selatan Bandung.Jika anda berasal dari luar kota,keluar di Tol Kopo dan lanjutkan menuju ibukota kabupaten Bandung,Soreang.Dari sana tingal mengikuti petunjuk jalan yang ada Sepanjang perjalanan pemandangan perkebunan teh akan memikat anda.







Untuk masuk  kedalam tempat wisata ini,dikenakan harga sebesar 25 ribu rupiah untuk sekali masuk biaya itu sudah termasuk biaya kendaraan yang akan membawa kita masuk kedalam wisata kawah putih yang letaknya cukup jauh dari tempat terpakirnya kendaraan pengunjung yang datang.






Berwisata ke Situ Patenggang


Pada saat mendapati libur long week end saya mengunjungi kawasan wisata di jawa barat, Situ Patenggang. Ini merupakan wisata alam yang sangat menarik. 
Pemandangan danau yang sangat luas menurut saya sangat indah. Di tengah-tengah danau ini ada sebuah pulau kecil.

Pengunjung dapat mendarat di pulau tersebut dengan menaiki perahu motor dengan tarif yang murah. Atau juga bisa dengan menyewa perahu bebek dan mengayuh hingga ke pulau. 

Perjalanan ke situ patengggang saya awali dari rumah saya di cileungsi, Bogor. Saya berangkat setelah solat subuh, dan mengendarai mobil. Masuk ke tol Cikampek yang saat itu cukup lengang saya tempuh kurang dari satu jam, dan saya lanjutkan menuju akses tol Cipularang yang juga relativ lengang. 

Untuk sampai ke Situ patenggang, pengendara mobil pribadi harus exit di gerbang tol Kopo. Saya pun melanjutkan perjalanan mengarah Kabupaten Bandung Selatan, melewati jalan raya Kopo, dan lewat depan Lanud Sulaiman. Dan setelah melewati beberapa jalan yang cukup macet, sayapun memasuki kawasan Ciwidey yang tak lain adalah wilayah Situ Patenggang. Akses jalan menuju situ patenggang cukup berliku dan menanjak. 

Pemandangan selama perjalanan cukup indah, namun sayangnya lebar jalannya sempit. Apalagi saya harus berbagi dengan bus-bus yang lalu lalang.

Seharusnya Pemda Jabar harus lebih meningkatkan akses menuju objek wisata ini. Potensi wisata alam yang cantik ini sangat besar sekali. 

Memasuki area wisata situ patenggang dikenai biaya dibawah sepuluh ribu rupiah per orang. Menurut saya tarif segitu sangat murah karena kita akan mendapati pemandangan danau romantis layaknya di eropa.